Minggu, 15 Maret 2009

konsep karya

Dalam pementasan ini, kami menggabungkan antara video art dan seni peran. Secara general, konsep visual multimedia yang ditampilkan adalah sederhana dalam bentuk namun memiliki lapisan makna yang bertumpuk sebagai perakilan masing-masing adegan.

Mengenai konsep artistik Di Bawah Lapisan Es, akan ada sebuah meja berukuran 2x6 meter yang menjadi tempat konferensi keempat tokoh yang menginginkan membangun sebuah dunia lain yang baru yang mereka ciptakan sendiri, yakni produk ekonomi yang mengarah pada kapitalisme. Mereka memikirkan cara bagaimana menarik konsumen untuk masuk ke dalam sistem kapitalis mereka. Mereka sanggup menanggung resiko, dan dunia akan dihancurkan untuk diganti dengan dunia kapitalisme mereka. Pada akhirnya, meja yang dipakai konferensi oleh keempat tokoh akan menjadi area bermain (panggung), yang dijatuhi oleh es batu. Unsur gerak (tari) akan menjadi bagian dalam pementasan ini juga.

Keinovasian dalam karya dilihat dari perpaduan antara film (multimedia) dan seni peran tidak hanya kolase, tapi mengantarkan peristiwa. Video art dalam Di Bawah Lapisan Es bukanlah sesuatu yang artifisial-tempelan atau penanda adegan semata, namun lebih sebagai pencipta ruang bagi cerita itu sendiri, kadang bertindak sebagai latar belakang pendukung suasana, kepanjangan dari adegan di panggung, sebagai media interaktif antarpemeran, kadang sebagai satu-satunya elemen peran, interaksi antara dialog di panggung (on stage) dan di layar (on screen), memberi makna, dan sebagai penjelas adegan yang ada di panggung. Dalam hal ini multimedia menjadi bagian penting dalam pertunjukan karena ia benar-benar menjadi a part of.

Tidak ada komentar: